Tumor Di Indung Telur Sangat Berbahaya

Sejak kecil Kezia Denne kerap mengeluh perutnya sakit. Ia mengira dirinya mengalami intoleransi gluten, sebuah kondisi di mana tubuhnya tak mampu mencerna gluten atau protein yang berasal dari gandum-ganduman. Namun sakit ini timbul-tenggelam.

Hingga akhirnya di usia 12 tahun, Kezia merasakan sakit perut yang buruk dan tiba-tiba saat berada di sekolah. Ia sempat tidak mau pulang tetapi rasa sakitnya semakin buruk. "Apalagi jika saya tertawa atau batuk-batuk. Tapi waktu itu saya pikir ini aneh karena saya tidak berlarian kesana-kemari," tuturnya.

Begitu pulang sekolah, Kezia langsung melapor kepada ayahnya, Chris (58). Pria ini mengira putrinya menderita usus buntu, sehingga melarikannya ke IGD Royal Surrey Hospital.

Kezia sempat dirawat di unit perawatan anak selama beberapa hari sebelum akhirnya dokter menemukan penyebab sakitnya. Ternyata dari hasil scan menunjukkan, Kezia memiliki tumor berdiameter 18 cm di dalam ovariumnya. Chris dan istrinya, Linda (60) tentu patah hati mendengar hal ini.

Menurut keterangan dokter, tumor semacam ini disebut dengan 'teratoma'. Pemicunya adalah sel germinal, yang kelak menjadi cikal bakal dari sel telur pada perempuan maupun sperma pada laki-laki. Sel ini kemudian terdampar di bagian tubuh yang salah, biasanya ke ovarium.

Pada saat inilah kemudian berkembang menjadi tumor. Yang membedakan teratoma dengan jenis tumor lain adalah, tumor ini biasanya berisi bagian tubuh seperti gigi dan rambut.

Ironisnya lagi, tim dokter juga menemukan ada tumor lain di liver Kezia serta beberapa kista kecil di sekujur tubuhnya. Gadis yang kini beranjak 16 tahun itu pun segera menjalani operasi untuk mengangkat indung telur kirinya. Akan tetapi ia juga harus dikemoterapi untuk menghentikan perkembangan tumor lain dalam tubuhnya.

"Saya masih muda dan tidak tahu apapun soal kemoterapi. Satu-satunya yang saya tahu hanyalah saya akan kehilangan rambut saya," keluhnya seperti dilaporkan The Sun.

Sayangnya meski sudah menjalani kemoterapi tiga kali seminggu, tetapi setelah empat sesi, tim dokter mengatakan kemoterapi tidak efektif. Kezia pun terpukul mendengarnya.

Jalan lain yang bisa ditempuh adalah Kezia harus menjalani operasi lain untuk mengangkat tumor di livernya. Namun begitu ia dioperasi sampai tiga kali, dokter kembali mengatakan bahwa tak semua tumor di tubuhnya bisa diangkat.

Pada akhirnya tim dokter hanya bisa melakukan check up secara rutin untuk memastikan tumornya tidak tumbuh lagi. Beruntung seluruh anggota keluarganya begitu mendukung perjuangan gadis asal Elstead, Surrey ini.

Hingga akhirnya di tahun 2014, Kezia dinyatakan mengalami remisi dan ia bersyukur bisa kembali melanjutkan pendidikannya di Rodborough School, Milford, Surrey. Ia bahkan bisa menyelesaikan tes CGSE-nya dengan nilai memuaskan 4 nilai A+, 3 A dan 2 B.

Kini ia aktif menggalang dana untuk Cancer Research UK dalam program bertajuk Stand Up To Cancer yang berskala nasional. Ia juga pernah mengikuti aksi skydive untuk Teens Unite, sebuah yayasan amal untuk pengidap kanker anak.

"Saya memang masih harus menjalani scan MRI tiap enam bulan sekali, dan juga tes darah untuk mengetahui apakah tumor-tumor ini terus tumbuh atau tidak. Tetapi selama ini tidak memburuk, saya akan terus maju," pungkasnya. Menurut penjelasan dr Roslan Yusni Hasan, SpBS dari RS Bethsaida, teratoma sebenarnya tidak tergolong langka, bahkan tumornya tak harus selalu diangkat.

"Ini biasanya ada sejak lahir. Bisa saja membesar. Tapi kalau tidak ada keluhan tidak dioperasi tidak apa-apa.

0 Response to "Tumor Di Indung Telur Sangat Berbahaya"

Posting Komentar